Wednesday, December 1, 2010

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Kehidupan antar sesama manusia tidak akan lepas dari kata sosial. Tentunya, seluruh manusia di dunia ini memiliki perbedaan, perbedaan dalam hal sifat, strata sosial, derajat, dll. Dengan demikian di sebut pelapisan sosial yang dalam konteks kehidupan manusia terbagi-bagi menjadi beberapa lapisan / bagian. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Dapat disimpulkan pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.

Terjadinya pelapisan sosial ada yang terjadi dengan sendirinya dan ada yang terjadi dengan cara disengaja. Pelapisan yang terjadi dengan sendirinya terbentuk secara alami sesuai dengan lingkungan dan adat yang berlaku di suatu lingkungan. Sedangkan, pelapisan sosial yang terjadi secara disengaja disebabkan oleh adanya kewenangan dan kekuasaan seseorang / suatu pihak yang berlebihan terhadap suatu kelompok sosial.

Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan dimana pun, pelapisan sosial selalu ada. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang. Realita dan kenyataan keadaan sosial kehidupan saat ini adalah kesenjangan sosial yang sangat timpang. Realita yang saat ini mendominasi kehidupan sosial di Indonesia adalah “yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin, karena yang kaya yang berkuasa”. Dalam arti lain, kehidupan sosial kita saat ini bisa dibilang “money oriented”.

Contoh yang konkrit adalah kehidupan di kota metropolitan Jakarta. Di pusat kota, dengan mudahnya kita melihat gaya hidup yang elite dengan adanya gedung-gedung pencakar langit yang mewah dan megah, kompleks perumahan yang elite, pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan gaya hidup yang konsumtif. Mereka yang merupakan kaum elite yang mengusai tatanan sosial kita. Namun, apabila kita lihat di pinggiran Jakarta, daerah kumuh, pengemis dan gelandangan masih mewarnai Jakarta. Yaa, perbedaan gaya hidup antara kaum elite (sosial tinggi) dan kaum miskin (sosial rendah) sangat kontras. Di satu sisi kita melihat kemewahan gaya hidup para sosialita dan kaum elite, namun di sisi lain kita melihat keprihatinan hidup para fakir miskin.Tidak meratanya pembangunan di Indonesia juga mempengaruhi kehidupan sosial masyarakatnya.

Tuntutan gaya hidup merupakan hal yang paling mempengaruhi kehidupan sosial kita yang menyebabkan kecemburuan sosial yang berlebihan dan akhirnya membentuk kesenjangan sosial yang timpang. Hal tersebut dapat memungkinkan naiknya angka kriminalitas. Untuk mensiasati itu semua, kita sebagai masyarakat yang baik harus menyadari hal itu semua. Hal-hal yang bisa kita lakukan adalah menjauhkan diri dari gaya hidup yang konsumtif. Hiduplah dengan sederhana dan tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Berbuatlah baik kepada semua orang dan tetaplah rendah hati walaupun kita sudah menjadi orang yang sukses atau bahkan orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi.

0 comments:

Post a Comment